Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-13 05:42:06【Resep Pembaca】307 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(913)
Artikel Terkait
- Ahli gizi bagikan kiat mengolah makanan yang memengaruhi kalori
- Kemenkes gelar program PENARI 27 Oktober 2025 secara serenngak
- Dinkes Kota Malang temukan mikroba di dalam sampel MBG
- DPR RI: Program MBG kelompok 3B perlu diperkuat untuk cegah stunting
- Begini cara memisahkan tulang ceker ayam agar mudah diolah
- Jabar targetkan perluasan pasar lewat West Java Expo 2025
- Pembudidaya ikan harap komoditas daerah dimanfaatkan jadi menu MBG
- Benarkah naiknya suhu panas dorong orang konsumsi gula tambahan?
- Kapolda: 80 persen SPPG sudah terbentuk di Aceh, guna dukung MBG
- Dapur SPPG MBG Polres Blora layani 2.515 penerima manfaat
Resep Populer
Rekomendasi

UI gelar sarasehan nasional bahas lingkungan dan kesehatan

Dietisien ngak sarankan diet dengan hanya konsumsi buah

BGN konsolidasikan daerah perkuat tata kelola makanan bergizi

Bea Cukai perketat pengawasan cegah masuknya durian ilegal Malaysia

Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan

Sepekan, sterilisasi dapur MBG hingga radikalisme di game online

Dokter sebut diet tanpa mengonsumsi karbohidrat itu salah

Kapal bantuan Turki berlayar ke Gaza, bawa 900 ton makanan dan obat